Thursday, December 20, 2012

Pengantar Mengenal Sistem Informasi Manajemen dan Kedudukannya Dalam Dunia Pendidikan


Pada awal abad  XXI   dan kita telah memasuki milenium baru, umat manusia menyaksikan perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat dan prevalen sehingga sering terdengar ungkapan bahwa informasi merupakan aset yang kritikal sifatnya dan menyentuh semua segi kehidupan, baik pada tingkat individual, tingkat kelompok maupun tingkat organisasi. Salah satu implikasi kuat dari perkembangan tersebut ialah mutlaknya para manajer semua jenis organisasi terutama organisasi bisnis dan pendidikan untuk menciptakan, memelihara, dan menggunakan sistem informasi dalam menjalankan roda organisasi yang dipimpinnya, terutama dalam proses penentuan strategi dan pengambilan keputusan. Dengan demikian, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas organnisasi dapat di tingkatkan yang pada gilirannya memungkinkan organisasi bertumbuh, berkembang, dan memiliki daya saing yang tinggi.

Setiap hari manajer atau pemimpin organisasi tak pernah lepas dari tanggung jawab untuk memecahkan persoalan yang kian kompleks, dan mengambil keputusan dari berbagai alternatif yang di hadapinya. Ini berarti dalam organisasi perusahaan atau pendidikan modern para manajer/pimpinan dihadapkan pada :

·         Pemimpin/Manajer yang lebih berorientasi pada sistem dan lebih canggih dalam teknik manajemen.
·         Informasi yang lebih mutakhir, akurat dan terencana sesuai dengan kebutuhan operasional.
·         Sistem informasi yang mempertautkan perencanaan dan pengawasan para pemimpin /manajer dengan sistem operasional dari pelaksanaan.

Oleh karena itu pengelolaan pendidikan juga sangat terkait erat dengan Sistem Informasi Manajemen. Sebab Sistem Informasi manajeman akan memberikan data base yang berkaitan dengan berbabagai unsur pengembangan dan pengelolaan pendidikan untuk mencapai “dunia pendidikan yang maju”.  Akan tetapi istilah Sistem Informasi Manajemen dalam pendidikan tidak begitu banyak dikenal. Padahal Sistem Informasi Manajemen sangat penting kedudukannya dalam  pengembangan dan pengelolaan pendidikan. Sehingga literatur yang berkaitan erat dengan judul makalah di atas sulit untuk ditemukan. Begitu juga bentuk Sistem Informasi Manajemen yang belum begitu akrab di dunia pendidikan kita. Untuk itu makalah pendek ini akan mencoba membahas Sistem Informasi Manajemen sebagai sebuah pengantar untuk pengkajian lebih lanjut,  dan bagaimana kedudukannya dalam dunia pendidikan. Maka sistematika pembahasannya terdiri dari : bagian (I) yang membahas tentang konsep-konsep dasar sistem informasi manajemen (SIM) yang terdiri : (1) lintas sejarah SIM, definisi SIM, perkembangan SIM, perakunan manajerial, dan ilmu pengetahuan manajemen SIM;[1] (III) organisasi sistem  informasi, yaitu ; deskripsi kedudukan untuk sistem informasi, struktur organisasi; (III) pengembangan sistem informasi di masa depan; (IV) penutup.

Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Manajeman (SIM)
a. Lintas Sejarah SIM
Pada tahun 1954, komputer pertama di pasang untuk sebuah panerapan bidang usaha : pengolahan daftar gaji. Pada tahun 1974, hanya dua puluh tahun kemudian ada laebih dari 100.000 komputer di Amerika serikat dan kira-kira sekian pula di luar Amerika. Pengolahan daftar gaji melalui komputer, yang merupakan gagasan revolusioner pada tahun 1954, kini telah di anggap sebagai sebuah terapan rutin. Kini bidang dalam pengolahan informasi adalah sistem-sistem yang juga memberikan sumber-sumber informasi dalam mendukung fungsi manajerial dan pengambilan keputusan. Sistem semacam itu secara umum di sebut sistem informasi manajemen atau SIM.

Definisi Sistem  Informasi  Manajemen
Kini belum ada kesepakatan  terhadap istilah “sistem informasi manajemen”. Beberapa penulis cenderung memilih istilah-istilah seperti “sistem pengolahan informasi”, “sistem informasi / keputusan”, atau sekedar “sistem informasi” sehubungan dengan sistem pengolahan informasi berdasarkan komputer yang di rancang untuk mendukung fungsi operasi, manajemen, dan keputusan sebuah organisasi. Makalah ini memakai istilah SIM karena deskriptif dan umumnya bisa di pahami.

Sebuah organisasi mengadakan transaksi-transaksi  dan aktivitasnya yang harus diolah agar bisa menjalankan kegiatannya sehari-hari. Dalam dunia bisnis juga pendidikan misalnya; daftar gaji harus disiapkan, penjualan dan pembayaran atas perkiraan kebutuhan yang harus dibutuhkan, potensi pendidikan, peluang pengembangan dll,  : semua ini dan hal-hal lainnya adalah kegiatan pengoolahan data dan harus dianggap bersifat pekerjaan juru tulis yang mengikuti suatu prosedur standar tertentu. Komputer bermanfaat untuk tugas-tugas semacam ini, tetapi sebuah sistem informasi manajemen melaksanakan pula tugas lain dan lebih daripada sekedar sistem pengolahan data. Adalah sistim pengolahan informasi yang menerapkan kemampuan komputer untuk menyajikan informasi bagi manajemen digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida di mana lapisan dasarnya terdiri dari informasi untuk pengolahan data,  transaksi, penjelasan status, dan lain sebagainya, lapisan berikut terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi manajemen sehari-hari, lapisan ketiga terdiri dari sumber sistim informasi untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untujk pengendalian manajemen dan lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.

Definisi sebuah sistem manajemen, istilah yang dikenal umum masyarakat adalah sebuah sistem manusia / mesin yang terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi operasi, manajemen dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi. Sistem ini menggunakan perangkat keras (hard ware) dan perangkat lunak (soft ware) komputer, prosedur pedoman, model mamajemen, keputusan dan sebuah “data base”.

 

Sistem manusia / mesin berdasarkan komputer

Pada dasarnya orang dapat membahas sistem informasi manajemen tanpa komputer, tetapi adalah kemampuan komputer yang  membuat SIM terwujud. Persoalannya bukan dipakai atau tidaknya komputer  dalam sebuah sistim informasi manajemen, tetapi adalah sejauh mana berbagai proses akan dikomputerkan. Gagasan suatu informasi / keputusan berdasarkan komputer tidak berarti automatisasi total. Konsep sistem manusia / mesin menyiratkan bahwa sebagian tugas sebaiknya dilaksanakan oleh manusia dan lainnya dilakukan oleh mesin. Dalam sebagian besar persoalan manusia dan mesin membentuk sebuah sistem gabungan dengan hasil yang diperoleh melalui serangkaian dialog dan interaksi antara komputer dan seorang manusia pengolah.

Interaksi manusia/mesin diperkaya melalui “on-line” di mana terminal masukan / keluaran (input-output) dihubungkan pada komputer untuk memberikan masukan dan pengeluaran langsung pada penerapan yang mendapatkan maslahat dari keadaan semacam itu. Operasi on-line di perlukan untuk dialog manusia / mesin, tetapi ada banyak tugas pengolahan juru tulis yanglebih efisien tanpa masukan atau keluaran terminal.

Kenyataan bahwa sebuah SIM adalah berdasarkan komputer berarti bahwa para perancang harus memiliki pengetahuan cukup mengenai komputer dan penggunaannya dalam pengolahan informasi. Konsep manusia / mesin berarti bahwa perangcang sebuah sistem informasi manajemen harus memahami kemampuan manusia sebagai pengolah informasi dan perilaku manusia dalam pengambilan keputusan.

Sistem terpadu dengan Data Base
Kebanyakan sistem pengolahan komputer pada mulanya mengikuti ancangan sistem pengolahan manual dimana setiap penerapan diolah secara terpisah dengan mamakai “file” terpisah pula. Metode ini mempunyai efisiensi pengolahan dan pengendalian, tetapi hal ini menjurus kepada file dan mencerai beraikannya, sebagian menpunyai ‘data field’ yang sama tetapi dengan data yang sering tidak serasi, juga dengan ancangan ini dalam penerapan terbatasi oleh data yang di rencanakan untuk hal tersebut saja. Sebuah penerapan analistis yang memakai data dari banyak penerapan memaksa di bikinnyansebuah”file” baru yang berasal dari bagian-bagian “file” terpisah yang ada.

Sebuah sistem terpadu berdasarkan pada sebuah anggapan bahwa harus ada integrasi antara data dan pengolahan. Integrasi data dicapai melalui “data base”. Pada sebuah sistem pengolahan informasi “data base” terdiri dari sebuah data yang dapat di jangkau oleh sistem. Pada SIM berdasarkan komputer, istilah ini di pakai untuk khusus data yang dapat di jangkau secara langsung oleh komputer. Manajemen seb8ah data base adalah sebuah sistim peragkat lunak komputer yang disebut sebagai sistim manajemen data base. Sesuatu penerapa yang memakai sebuah item data yang sama, yang hanya sekali disimpan dan disediakan untuk sebuah penerapan. Suatu peremajaan tunggal dari sebuah item data membuatnya sesuai untuk semua pemakaian.

Pengolahan terpadu dicapai melalui sebuah sistem perencanaan secara menyeluruh. Biasanya sistem di rancang sebagai suatu gabungan beberapa sub sistem dan bukan sebagai sebuah sistem tunggal. Perancangan sistem ini dapat berupa sebuah komputer pusat besar, atau dapat juga merupakan sebuah jaringan kerja beberapa komputer kecil. Gagasan pokoknya adalah paduan terencana dari berbagai penerapan yang layak dan efektif.
               
Dukungan operasi
Sistem pengolahan informasi yang mutakhirpun masih harus melayani pengolahan transaksi. Pada prakteknya, pengolahan berbagai informasi dalam bisnis maupun dunia pendidikan menyajikan masukan bagi data base yang vital untuk penerapan selanjutnya. Kecenderungan dalam pengolahan informasi pada sistem-sistem mutakhir adalah menuju pengumpulan data secara on-line dan permintaan informasi (inquiry) secara on-line pula. Peremajaan file dapat dilaksanakan seketika, walau ancangan-ancangan lainpun bisa dipakai.

Kemampuan memperoleh informasi secara on-line sangat besar peranannya dalam mendukung operasi. Ini berarti bahwa setiap petugas yang berwenang dapat memperoleh jawaban langsung atas sesuatu permintaan informasi seperti posisi terakhir perkiraan seorang peminat, pemerhati, (dunia pendidikan)  pelanggan atau persediaan yang ada untuk janis barang tertentu (dalam dunia bisnis).

Pemanfaatan Manajemen dan Model Keputusan
Tidaklah cukup bagi seseorang bila hanya menerima data mentah atau ikhtisar data sekalipun saja, harus ada suatu cara untuk mengolah dan menyajikan data sedemikian rupa sehingga hasilnya mengarah pada keputusan yang akan di ambil. Hasilnya haruslah mendorong pada keputusan. Metode untuk melaksanakan hal ini adalah mengolah data dalam bentuk model sebuah keputusan. Sebagai contoh (dalam bisnis) sebuah keputusan investasi dibandingkan dalam pengeluaran modal baru harus diolah dalam bentuk sebuah model pembelanjaan modal berdasarkan tingkat laba yang dipengaruhi kendala-kendala sehubungan dengan ukuran dan resikonya. Begitupula dalam dunia pendidikan sebuah keputusan penyelenggaraan, pengembangan, dan pembangunan dunia pendidikan dibandingkan dan dianalisis berbagai faktor yang saling berkait erat.

Model-model pembantu keputusan yang dipakai dalam sistem dapat berupa model cerdas (intelligence model) untuk menemukan persoalan, model keputusan (decision model) untuk mengenali dan menganalisis penyesuaian yang mungkin dan berbagai model pilihan seperti model optimisasi (optimization model) yang memberikan suatu penyelesaian optimal atau metode pemuas untuk memutuskan atas sebuah penyelesaian yang memuaskan. Dengan perkataan lain, diperlukan berbagai ancangan analistis dan permodelan untuk memenuhi situasi yang memerlukan keputusan. 

Keanekaan model-model keputusan yang di butuhkan berarti bahwa sebuah SIM memiliki seperangkat model keputusan umum yang bermanfaat untuk banyak jenis situasi analisis dan keputusan serta seperangkat model yang sangat khusus untuk jenis-jenis keputusan tertentu pula. Ini adalah landasan model atau bank model (model bank) untuk SIM.

Di samping model-model keputusan, juga diperlukan adanya model perencanaan dan perangkat lunak model perencanaan untuk membantu para manajer dalam fungsi merencana. Ini biasanya paling efektif bila manajer yang bersangkutan dapat memakai dialog manusia / mesin secara online untuk menyusun sebuah rencana.

Model pengendalian diikutsertakan untuk memberikan laporan prestasi nyata dibandingkan dengan prestasi yang direncanakan atau ptrestasi standar dan untuk menganalisis alasan-alasan atas penyimpangan yang menyolok.

SIM Minimum
SIM adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung bukan hanya operasi tetapi juga mendukung proses-proses manajemen. Karena setiap SIM akan melaksanakan pengolahan proses sebuah keputusan sebagai salah satu unsurnya, maka sebuah sistem pengolahan data yang agak biasa disebut sebagai SIM bila disertai dengan data base sederhana, kemampuan menemukan kembali (retrieval capasibilities), dan satu atau dua model perencanaan atau keputusan. Apakah ini sebuah SIM ? Pertanyaan ini tidak berguna. SIM adalah sebuah konsep dan suatu orientasi kearah mana menujunya sebuah rancangan sistem informasi, dan bukan merupakan suatu keadaan mutlak. Yang paling penting adalah sampai batas mana sebuah sistem informasi menerapkan orientasi SIM, atau mendukung fungsi manajemen sebuah organisasi. Jawabannya biasanya berkisar pada taraf mana dan bukan sekedar “ya” atau ”tidak”.

Adalah sulit untuk mendukung kebutuhan manajemen dan pengambilan keputusan tanpa kemampuan teknis untuk menemukan informasi sesuai dengan permintaan. Tetapi kebutuhan ini tidak harus online dengan jawaban seketika (immediate response). Jawaban seketika adalah suatu peningkatan dan bukan suatu kebutuhan mutlak dalam kebanyakan keadaan. Berbagai model analitis dan pengambilan keputusan perlu tersedia agar manajemen dapat menerima informasi yang berguna. Tetapi sebuah SIM tidak boleh diukur berdasarkan kerumitan dan kemutakhiran landasan modelnya.

Model-model yang cukup sederhana kerap lebih berguna dan lebih banyak dipakai, tergantung pada organisasi dan pengalaman para eksekutifnya dalam menggunakan model-model tersebut.

Perkembangan Konsep SIM
Gagasan sebuah sistem informasi utuk mendukung manajemen dan pengambilan keputusan telah ada sebelum dipakainya komputer, yang memperluas kemampuan keorganisasian untuk menggunakan sistem semacam itu. Perluasan kemampuan tersebut sedemikian mencolok sehingga SIM dianggap sesuatu yang baru karena yang baru kini dapat dipakai. Banyak dari gagasan yang  merupakan bagian SIM berkembang /berevolusi dari bagian ilmu pengetahuan lain. Ada empat bidang pokok konsep dan pengembangan sistem yang sangat penting dalam melacak asal mula konsep SIM yaitu perakunan manajerial, ilmu pengetahuan manajemen, teori manajemen, dan pengolahan komputer. Konsep SIM dapat dipandang sebagai suatu perluasan secara mendasar dari perakunan manajerial dengan mengikutsertakan gagasan dan tehnik-tehnik ilmu manajemen dan teori keperilakuan tentang manajemen dan pengambilan keputusan. Kemampuan komputer telah membantu perkembangan konsep SIM, karena perangkat keras dan perangkat lunak baru telah membuka dimensi baru yang digunakan dalam konseptualisasi sistem informasi bagi sebuah organisasi.

Perakunan manajerial

Di sini perlu dianggap bahwa bidang perakunan dibagi atas dua bidang pokok, yaitu perakunan keuangan dan perakunan manajerial. Perakunan keuangan (financial accounting) berhubungan dengan pengukuran pendapatan dalam suatu periode tertentu, misalnya dalam satu bulan atau satu tahun (laporan rugi-laba / income statement) dan melaporkan status keuangan pada akhir periode (neraca). Karena sebuah organisasi beroperasi secara terus menerus sepanjang waktu, pengukuran pendapatan untuk suatu jangka waktu tertentu meliputi pertanyaan-pertanyaan pengukuran penerimaan dalam suatu periode dan mengenali serta membandingkan biaya yang timbul untuk menghitung laba. Karena para penanam modal perlu menerima informasi ini dan laporan tersebut di andalkan oleh pihak-pihak yang tidak berhubungan dengan proses perakunan, maka berarti bahwa dasar untuk mengukur kondisi pendapatan dan keuangan harus sebebas mungkin dari bias, penyimpangan, spekulasi dan ramalan pribadi. Para pemakai utama atas hasil-hasil perakunan keuangan dapat dianggap sebagai penanam modal di luar perusahaan. Akibatnya, perakunan keuangan mempunyai manfaat terbatas dalam pengambilan keputusan manajerial. Di pihak lain, perakunan manajerial berhubungan dengan perilaku biaya dan analisis lain yang bermanfaat bagi keputusan-keputusa manajerial.

Bangkitnya perusahaan-perusahaan besar pada akhir abad 18 menciptakan kebutuhan sebuah sistem informasi yang lebih besar dan rumit dari pada sistem-sistem yang dirancang untuk perusahaan-perusahaan agak kecil yang ada sebelum masa itu. Pada mulanya upaya pengendalian manajerial berpusat [pada perakunan biaya dan penganggaran sederhana. Namun pergeseran menuju penganggaran dan pengendalian biaya bisnis berkembang pesat dalam dasa warsa 1920-an dan 1930-an. Perhitungan biaya sederhgana dalam awal 1900-an seringkali lemah dalam membantu pengambilan keputusan manajemen. Dasawarsa 1930-an dan 1940-an meliputi karya teoritis sehubungan dengan biaya bagi pengambilan keputusan dan penerapan model-model pengambilan keputusan. Kebanyakan bidang ini berasal dari bidang ekonomi mikro (juga di sebut “ekonomi perusahaan” atau “ekonomi manajerial”). Tetapi melalui perakunan manajerial saja berkembang konsepi ini dapat diterapkan kedalam organisasi. Hasilnya menimbulkkan perubahan dalam bentuk analisis biaya dan metode pelaporan yang lebih baik.

Sistem pelaporan untuk organisasi yang di kembangkan oleh perakunan manajerial pada umumnya mencerminkan gagasan perakunan tanggung jawab (responsibility accounting) dan perakunan mampu laba (profitability accounting). Dalam ancangan-ancangan ini, setiap manajer menerima laporan dalam lingkup tanggung jawabnya. Laporan tersebut disusun untuk menunjukan adanya penyimpangan dari rencana prestasi dan sebab-sebab penyimpangan tersebut. Laporan-laporan ini dari tingkat bawah digabung untuk m,emberikan ikhtisar laporan kepada tingkat manajemen berikutnya, dan seterusnya sampai manajemen puncak menerima ikhtisar laporan yang menunjukan bidang-bidang bermasalah dan sebab-sebabnya, tetapi tidak terperinci seperti untuk manajer tingkat lebih bawah.

Analisis biaya dipakai dalam perakunan manajerial untuk menentukan biaya yang paling relevan dalam pengambilan keputusan. Biaya yang relevan ini dapat berupa biaya penuh (fullcost), biaya langsung (direct cost), biaya marjinal (marginal cost), biaya penggantian (replacement cost), biaya keluangan (opportunity cost) atau lain-lainnya. Perakunan manajerial juga menggunakan teknik keputusan yang berorientasi pada biaya seperti penganggaran modal, analisis impas dan penetapan harga transfer. Gagasan menyajikan biaya yang relevan lebih berdasarkan pada keputusan yang harus di ambil dari pada sekedar menghasilkan sebuah angka biaya untuk semua pemakaian. Ini serupa dengan konsep SIM dalam informasi relevan yang di buat untuk di pakai dimana saja di perlukan.

Rencana kegiatan jangka pendek organisasi biasanya merupakan bagian departemen akunting yaitu dal;am pengolahan, peninjauan, dsb terhadap angka-angka biaya yang di siapkan oleh unit anggaran organisasi. Berbagai teknik penganggaran sering di pakai untuk mengembangkan sebuah angka anggaran berdasarkan tingkat kegiatan aktual. Perencanaan ini mendukung pelaporan pengendalian yang terdiri dari sebuah perbandingan antara prestasi yang di rencanakan atau di anggarkan dengan prestasi nyata dan sebuah analisis atas sebab-sebabnya.

Singkatnya, perakunan keuangan adalah sebuah sistem informasi dengan aturan dan pengolahan kearah menyuguhkan informasi yang tepat bagi para penanam modal dan pemberi kredit. Perakunan manajerial adalah sebuah sistem informasi yang berorientasi pada manajemen intern serta pengendalian dan karenanya berhubungan erat dengan SIM.

Imu Pengetahuan Manajemen
Ilmu manajemen atau penelitian adalah penerapan metode ilmiah dan teknik-teknik analisis kuantitatif terhadap masalah manajemen. Beberapa di antara konsep-konsep pokok adalah :
1.       Penekanan ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan dan penerapan metode ilmiah pada penelitian.
2.       Memakai model matematis dan prosedur matematis serta statistis dalam analisis.
3.       Bertujuan mencari keputusan optimal atau kebijakan optimal.
Ilmu pengetahuan manajemen dalam penyelesaian cenderung memakai kriteria ekonomis atau teknis dari pada kriteria perilaku, dengan penekanan metode teknis dalam memecahkan persoalan. Keberhasilan ilmu pengetahuan manajemen di dalam organisasi yang paling mentolok adalah pada persoalan operasional dan keputusan taktis. Misalnya manajemen persediaan barang (inventory manajement) telah mendapat perhatian besar, demikian pula penjadwalan produksi, penentuan letak pabrik, penjaluran angkutan (transportation routing), dan analisis penanaman modal.

Pembentukan model untuk analisis persoalan keorganisasian umumnya meliputi pemakaian rumusan matematik atau prosedur perhitungan, misalnya sebuah program komputer. Keuntungan sebuah model dalam analisis adalah kemampuan periset untuk menguji perilaku sistem dalam berbagai variasi kondisi sepanjang waktu. Strategi alternatif dapat di bandingkan dengan mengadakan simulasi atas akibat masing-masing strategi.

Manipulasi atas sebuah model dan pemakaian prosedur matematis dan statistis umumnya tergantung pada komputer. Banyak teknik, termasuk simulasi dan pemograman linear, prinsipnya tidak praktis tanpa komputer. Beberapa teknik sehubungan dengan ilmu pengetahuan manajemen adalah :

·         Pemograman linier (linier programming)
·         Pemograman integer (integer programming)
·         Pemograman dinamis (dynamic programming)
·         Teori pengantrian (queueing theory)
·         Teori permainan (game theory)
·         Teori keputusan (decision theory)
·         Simulasi (simulation)

Ilmu pengetahuan manajemen adalah sebuah perkembangan penting dalam sistem informasi manajemen berdasarkan komputer, karena ilmu pengetahuan manajemen telah mengembangkan prosedur-prosedur untuk analisis dan pemecahan berdasarkan komputer dalam banyak jenis persoalan keputusan. Ancangan sistematis dalam pemecahan persoalan, pemakaian model, teknik-teknik ilmu pengetahuan manajemen, dan algoritme pemecahan berdasarkan komputer umumnya di gabungkan dalam rancangan SIM.

Teori Manajemen
Dalam memahami evolusi konsep SIM, perkembangan terakhir dalam teori manajemen cukup pesat. Bila dalam ilmu pengetahuan manajemen perkembangannya menekankan optimisasi sebagai tujuan, maka teori manajemen sekarang menekan pemuasan yaitu mencapai pemecahan yang memuaskan dan mempertimbangkan keterbatasan manusia dalam mencari pemecahan. Sejumlah periset manajemen telah memusatkan perhatian pada segi-segi keperilakuan dan motivasi pada struktur keorganisasian serta sistem dalam organisasi. Perkembangan dalam teori manajemen ini penting untuk merangcang SIM, karena membantu dalam memahami peranan sistem manusia / mesin serta bermanfaat untuk mengembangkan model-model keputusan.

Organisasi Dan Manajemen Sistem Informasi
Organisasi dan manajemen sistem informasi dengan penekanan pada permasalahan organisatoris dan proses yang dipakai manajemen dalam pengendalian pengembangan sistem informasi, proyek-proyek dan biaya sistem informasi. Organisasi sistem informasi acapkali melibatkan keputusan yang sulit. Faktor teknologis yang berkaitan dengan efisiensi perangkat keras dan lunak mempengaruhi bentuk organisatoris yang bisa berbeda dengan filsafat organisasi dan manajemen. Manajemen  sistem informasi mempunyai masalah khusus karena tingkat perubahan yang cepat dalam teknologi perangkat keras dan lunak, dan karena adanya kebutuhanakan kemampuan teknis untuk bisa menilai usulan SIM.

Organisasi Sistem  Informasi[2]
Pengembangan dan pengoprasian sistem informasi berlandaskan komputer melibatkan berbagai fungsi. Uraian jabatan untuk tiap fungsi akan di jelaskan secara singkat. Lazimnya terdapat alternatif ancangan pada suatu struktur organisatoris untuk mengarahkan personalia sistem informasi. Dalam suatu informasi terdapat berbagai alternatif berhubungan dengan usaha sentralisasi atau desentralisasi sistem informasi.

Deskripsi Kedudukan Untuk Sistem Informasi
Adalah lazim untuk mengidentifikasikan empat kedudukan utama dalam organisasi sistem informasi berlandaskan komputer,:
KEDUDUKAN
URAIAN / DESKRIPSI
Analisis sistem
Mengidentifikasikan persyaratan untuk aplikasi. Mendesain sistem pengolahan untuk memenuhi persyaratan. Mempersiapkan prosedur dan instruksi pemakai.
Pembuatan program
Mendesain, membuuat kode, menguji, memperbaiki program komputer.
Operator
Menjalankan fungsi pengoprasian seperti pengoperasian peralatan.
Penyiapan data (personalia penge-pons-an)
Penyiapan data dalam bentuk yang bisa di baca mesin.

Dengan pertumbuhan sistem informasi baik dalam luas / ukurannya maupun kompleksitasnya, fungsi dasar ini telah di pecah menjadi bidang keahlian lebih lanjut. Beberapa fungsi utama yang kini ada atau mulai muncul adal;ah sebagai berikut (lihat gambar pola organisasi pada halaman berikut).

KEDUDUKAN
URAIAN / DESKRIPSI
Analisis informasi
Bekerja sama dengan pemakai untuk mendefinisikan persyaratan informasi. Mengembangkan prosedur dan instruksi pemakai. Memahami fungsi organisasi, manajemen dan pembuatan keputusan dalam suatu organisasi. Memiliki kecakapan untuk kerja sama dengan orang lain.
Pendesain (perancang) sistem
Mendesain sistem pengolahan berlandaskan komputer untuk menyajikan informasi yang di perincikan analis informasi. Memerlukan kemampuan teknis yang lebih tinggi di bandingkan analis informasi. Bisa mengkhususkan diri dalam bidang seperti komunikasi data.
Pembuat program sistem
Menulis perangkat lunak yang khusus seperti sistem pengoprasian dan sistem manajemen data. Memiliki kecakapan teknis dalam perangkat keras dan lunak.
Pembuat program aplikasi
Mendesain, membuat kode, menguji dan memperbaiki program untuk aplikasi. Beberapa insralasi memisahkan program dalam aplikasi komersial / bisnis aplikasi ilmiah dengan kelompok program yang terpisah untuk kedua jenis itu.
Pembuat program pemeliharaan
Menyelenggarakan pemeliharaan (perubahan dan perbaikan) atas program yang ada.
Administrator pangkalan data
Mencatat dan mengawasi pangkalan data perusahaan.
Operator komputer
Mengoprasikan peralatan komputer.
Pustakawan (librarian)

Menyimpan dan mengeluarkan “file” komputer pada pita dan piringan mengetik. Pendokumentasian “file”. Pencatatan pemakaian “file”.
Kerani pengawas (control clerk)
Mencatat pengawasan informasi dan meneliti (review) pelaksanaan prosedur pengawasan.
Perencana sistem informasi
Merencanakan masa depan sistem informasi.

Pembagian analis sistem ke dalam analis informasi dan pembuat desain sistem merupakan suatu perkembangan yang di dasarkan atas suatu kesadaran bahwa analis sistem melibatkan dua fungsi yang berbeda. Yang satu adalah analis persyaratan informasi dan yang lainnya adalah desain sistem pengolahan untuk mencapai persyaratan itu. Walaupun demikian beberapa organisasi menggabungkan kedudukan menbuat program dan analis kedalam satu kedudukan, yakni,: pembuat program / analis. Alasan penggabungan adalah karena hal ini memungkunkan kesinambungan pada suatu tugas dan memberi peluang pada tiap orang uintuk mengembangkan keterampilan teknis dan komunikasi interpersonal. Kebanyakan permasalahan pengembangan aplikasi erat hubungannya dengan komunikasi. Keterlibatan orang yang sama dalam analis iunformasi, desain sistem, dan pembuatan program memperkecil permasalahan.

Keanekaan fungsi sistem informasi memberi petunjuk bahwa jenis orang yang sama bisa saja tidak cocok untuk semua kedudukan. Misalnya, analis sistem yang berhasil mempunyai sikap dan perilaku yang berbeda dengan yang di miliki pembuat program yang berhasil. Para analis informasi berkomunikasi dengan pemakai. Mereka harus mampu mengidentifikasi masalah pemakai dan persoalan organisasi. Sebaliknya, pembuat p[rogram yang berhasil harus mampu berfikir dalam rangka logik prosedur komputer dan mampu membuat kode, menguji, dan mendokumentasikan prosedur ini secara tepat guna (efektif).

Suatu laporan berisikan ciri-ciri pembuat program sebagai orang yang “menghindari konfrontasi, menghindari pengarahan, bersedia mengerjakan tugasnya tanpa interaksi sosial yang banyak”. Ia tidak berminat untuk memasuki situasi yang agresif / peniuh persaingan dan konfrontasi yang berhubungan dengan garis lini dalam manajemen. “ Seorang ahli yakni Theodore C. Willoughby, mempelajari kedudukan apa yang  bisa memberi kepuasan kerja pada personalia pengolahan data. Willoughby memperoleh kesan bahwa kebutuhan dan minat adalah beraneka ragam untuk tugas pengolahan yang berbeda. Perbedaan dalam sikap dan faktor dalam kepuasa tugas untuk berbagai personalia sistem informasi menjuruskan perlunya jenjang karir yang berbeda. Beberapa organisasi menyediakan dua jalur, yaitu :
1.       Untuk karyawan yang menjadi analis sistem dan menaiki tangga jabatan melalui berbagai tahapan analis sistem dan analis informasi.
2.       Untuk karyawan yang lebih banyak menaruh minat dalam pembuatan program.

Jenjang karir pembuatan progam mulai dengan aplikasi dan meningkat sampai pembuatan program sistem atau pembuatan program khusus. Para manajer dapat di pilih dari kedua jenjang itu, meskipun dalam prakteknya pandangan para analis sistem yang lebih berorientasikan manusia lebih cocok untuk suatu kedudukan manajemen.

Para manajer komputer yang berasal dari jalur teknis lebih cenderung pada kemampuan penyeliaan / supervisi karyawan teknis. Tetapi mereka seringkali menghadapi kesulitan menghadapi penunaian tugas manajerial seperti penangannan masalah personalia dan pembuatan kebijakan. Para manajer komputer yang berasal dari disiplin ilmu pengetahuan lain, seperti akutansi dan tidak terlalu banyak terlibat dalam pekerjaan teknis, tampaknya lebih mampu dalam aspek manajerial dan pengawasan biaya. Sebaliknya mereka agak mengalami kesulitan dalam penyeliaan personalia teknis.

Struktur Organisasi
Berbagai pola organisasi bisa di pakai. Yang paling lazim adalah organisasi proyek. Dalam organisasi fungsional. Para pembuat program dikepalai oleh manajer pembuat program, dan para analis sistem dipimpin oleh manajer analis sistem. Gambar di bawah ini memperlihatkan kedua pola dasar tersebut.

Pekerjaan yang disiapkan para analis sistem informasi diteruskan pada kelompok pembuat program. Keuntungannya adalah spesialisasi dan fleksibilitas dalam pelatihan dan penyeliaan (supervisal). Dalam organisasi proyek, tiap proyek di kepalai seorang pemimpin proyek dengan dukungan para analis dan pembuat program yang bekerja sama dalam penyelesaian proyek. Manfaatnya adalah pengurangan kesulitan komunikasi dan pemusatan tanggung jawab dalam suatu kelompok tunggal. Dengan demikian tidak terdapat pergeseran tanggung jawab pada kelompok lain di bawah seorang manajer lainnya.

Bagan organisasi menggambarkan suatu pemimpin organisasi sistem informasi, pemimpin ini harus bertanggung jawab pada seorang lain dalam perusahaan. Dalam suatu penelitian tahun 1967, Boz Allen & Hamilton, memperoleh gambaran bahwa dari 108 perusahaan industri, 97 perusahaan yang telah menciptakan suatu kedudukan komputer di tingkat pucuk pimpinan. Dari jumlah ini, 35 % bertanggung jawab pada pengawas, 19 % melapor pada Direktur keuangan, 12 % pada Direktur utama, dan 12 % direktur yang tergolong senior. Dengan ungkapan lain 58 % melapor pada eksekutif di bidang keuangan, 24 % pada Direktur utama, dan 18 % bertanggung jawab pada salah seorang Direktur yang bidangnya bukan bidang keuangan atau akutansi. Pucuk pemimpin komputer tidak usah berada di tingkat operasional. Bisa saja ia tidak secara langsung mengelola sebuah komputer. Keadaan ini memang terdapat di sekitar 50 % dari perusahaan yang di survai. Ia juga di bebani tugas lain seperti riset operasi. Kebanyakan mereka bertanggung jawab atas standardisasi, penyeliaan semua kegiatan komputer dalam organisasi, dan pemberian persetujuan atas perencanaanpengembangan sistem. Tampaknya ada suatu kecenderungan ke arah status eksekutif yang lebih tinggi bagi eksekutif sistem inormasi. Hal ini akan taat asas dengan gerakan ke arah SIM yang komprehensif.

Pengembangan Sistem Informasi Masa Depan

Teknologi komputer cenderung mengalami perubahan yang cepat sekali. Sebaliknya konsep sistem informasi cenderung untuk berkembang lebih perlahan. Suatui pengaruh utama pada pengembangan sistem informasi adalah kapasitas yang berubah dan biaya yang berubah dari perangkat keras dan perangkat lunak yang di pakai dalam sistem. Berikut ini akan dielaskan perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak. Selain itu dibuat proyeksi cara yang bisa diikuti pengembangan sistem informasi.

Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Masa Mendatang
Selama ini terdapat perkembangan kuat dalam perangkat keras komputer. Hal ini akan berlangsung terus. Perangkat keras akan semakin cepat, makin kecil, dan menjadi kurang mahal harganya. Penyimpanannya akan memiliki kapasitas yang lebih besar dan jangkauan lebihy cepat serta tetap lebih murah harganya. Masukan dan keluaran data akan makin cepat, makin langsung tersedia bagi pemakai dan lebih murah bergaya. Perangkat keras akan terus menurun harganya sebagai suatu presentase biaya total dari sistem informasi yang berlandaskan komputer.

Kesimpulan ini terutama didasarkan pada teknologi yang berubah yang memperkecil ukuran dan biaya perangkat keras. Di bawah ini dapat diikuti pengembangan berikut :

SUB SISTEM KOMPUTER
TEKNOLOGI
Pengolahan inti / pusat (central processor)
Kepadatan sirkuit komputer menjadi makin besar dan hasilnya makin baik (presentase sirkuit yang di produksi tanpa suatu kesalahan). Suatu ramalan tahun 1970 menyatakan bahwa biaya pusat pengolah dalam tahun 1980 akan menjadi sepersepuluh tahun 1970. Keampuhan pengolah pusat menjadi makin meningkat.
Penyimpanan (memory)
Penyimpanan “on-line” yang tanpa batas (misalnya, 10 pangkat 13 sampai 10 pangkat 14 bits) di harapka tersedia dengan harga lebih murah. Suatu peralatan penyimpanan dengan biaya / jangkauan yang berbeda akan tersedia.
Peralatan masukan / keluaran (input-output devices)
Dalam tahun 80-an, mungkin sekitar 80 % dari biaya perangkat keras akan di peruntukan alat tambahan (pheripherals). Suatu peningkatan pemakaian terminal untuk pemasukan dan jangkauan di harap akan terjadi.
Komunikasi data (data communication)
Perkembangan yang meningkat terjadi tahun 1970-an. Bell System merencanakan jaringan telepon sekitar 1980 sebesar empat kali tahun 1970. Kecepatan transmisi akan meningkat. Sistem komunikasi data yang bersaing akan tersedia.

Pengembangan perangkat lunak cenderung untuk ketinggalan di bandingkan perangkat keras. Terdapat kecenderungan untuk penyajian perangkat keras bagi fungsi perangkat lunak tradisional. “complier” akan di kerjakan oleh program mikro dari “circuity”. Perkembangan menjurus pada perangkat lunak standar karena mutunya dapat di desain dalam sistem yang demikian itu. Perkembangan penting lain adalah gejala perusahaan membeli sebagian besar perangkat lunak bagi sistem SIM dan menahan diri untuk membuat perangkat lunaknya sendiri.

Kesimpulan :
1.       Organisasi yang berbasis kepada informasi menjadi hal yang sangat penting dalam dunia bisnis, industri, pemerintahan, dan yang sangat penting pula dunia pendidikan. Organisasi ini akan semakin perkembang pada periode-periode mendatang. Kekuatan suatu organisasi akan sangat tergantung kepada informasi atau pengetahuan yang  dimilikinya, informasi akan menjadi perekat unsur-unsur dalam organisasi. Informasi akan menjamin kelangsungan hidup suatu organisasi. Untuk menguji suatu kekuatan informasi para pemimpin/manajer harus tahu bagaimana menggunakan informasi tersebut untuk mengelola organisasi secara efektif dalam era kompetitif yang sangat tinggi.
2.       Organisasi yang berbasis kepada informasi muncul dan akan berkembang dengan sangat cepat bersamaan dengan makin tersedianya perangkat komputer yang semakin kuat di seluruh dunia.
3.       Dunia pendidikan harus menyadari bahwa sektor pendidikan harus harus dapat mengelola informasinya dengan baik untuk mendapatkan keuntungan strategis dibandingan dengan para kompetitor sektor lainnya. Khususnya dunia pendidikan Islam yang lemah pada bidang pengeloalaan informasi, maka hal ini menjadi PR yang harus kita kerjakan secepat mungkin. 
4.       Dari  penjelasan panjang di atas dapat  penulis simpulakan dari bagan berikut ini :



[1] Bab satu diadaptasi dari buku : Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen, Terjemahan Dari Management Information Systems: Conceptual Foundations, Strcture, and Development , Bagian I pengantar, Gordon B. Davis,  (Jakarta : PT Ikrar Mandiri Abadi, 1999), hal. 1-25. lihat juga,  Azhar Susanto, Sistem Informasi Manajemen: Konsep dan Pengembangannya, (Bandung : Lingga Jaya, 2000), hal. 1-35.
[2] Bab ini diadaptasi dari : Gordon B. Davis, Sistem Informasi Manajemen: Struktur dan Pengembangannya, (Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo, 1999), Bagian II, hal.191-225. Dan lihat : Sondang P. Siagian, Sistem Informasi Manajemen, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), Cet. III, hal. 43-64, 75-111. 

No comments:

Post a Comment