Thursday, December 20, 2012

HUBUNGAN PUASA DAN KESEHATAN



Pada edisi ke-delapan kita telah membahas tentang puasa ditinjau dari segi fiqh Islam (hukum Islam). Pada edisi ke-sembilan kita akan membahas puasa dari segi kesehatan. Sebab salah satu hikmah puasa adalah untuk menyehatkan badan. Sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Shina (980-1037 M), seorang dokter muslim yang menjadi Bapaknya ilmu kedokteran di Barat, selalu mengharuskan setiap pasien yang datang kepadanya untuk berpuasa selama tiga minggu. Bagi Ibnu Shina yang di dunia Barat terkenal dengan Avicena, puasa merupakan terapi efektif dan murah meriah dalam menyembuhkan pasien-pasiennya. Maka pantas kalau Rasulullah bersabda, “Puasalah kamu, maka akan sehat”

Puasa dan kesehatan

Daya tahan manusia dengan tidak adanya makanan dan minuman yang masuk ketubuhnya cukup besar. Manusia sehat dapat bertahan selama dua minggu, meskipun tanpa makanan sama sekali, asal tetap minum air. Sedangkan jika tidak makan dan minum sama sekali, ia dapat bertahan selama seminggu. Kalau hanya menahan makan dan minum selama dua belas jam saja, pengaruh buruknya terhadap kesehatan praktis tidak ada sama sekali. Para peneliti telah melakukan penelitian terhadap sejumlah gejala dan tindak kejiwaan dari puasa, mereka mencoba untuk menemukan pengaruh puasa pada sel-sel tubuh manusia, apa yang terjadi pada sel-sel otak dan sel-sel tubuh lainnya.
Terhadap tubuh / jasmani puasa memberikan pengaruh yang positif terhadap kesehatan, antara lain :
1.     Pemeliharaan tubuh dari sisa-sisa dan kelebihan zat tubuh dan sel.
Dalam keadaan puasa tubuh akan menggunakan zat-zat makanan yang tersimpan. Sekiranya zat makanan tersebut habis, maka mulailah digunakan atau dioksidasi jaringan-jaringan tertentu. Bagian tubuh yang paling pertama digunakan adalah bagian yang terlemah atau sakit seperti jaringan dengan peradangan atau penanahan. Dari jaringan tersebut yang pertama diproses adalah jaringan yang rusak atau telah tua, uantuk selanjutnya dikeluarkan oleh tubuh. Puasa dalam hal ini bertindak sebagai operasi yang membuang sel-sel yang rusak atau lemah dari bagian tubuh yang sakit, selanjitnya memberi kesempatan kepada peremajaan sel-sel sehingga lebih aktif.

2.     Melindungi manusia dari penyakit gula.
Pada waktu puasa kadar gula akan turun, Hal ini menyebabkan kelenjar pankreas berkesempatan untuk istirahat. Kita mengetahui fungsi kelenjar ini adalah untuk menghasilkan hormon insulin. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula dalam darah, merubah kelenjar gula menjadi glikogen yang disimpan sebagai cadangan diotot dan di hati. Penelitian medis terhadap orang yang berpuasa di bulan Romadhon pernah dilakukan oleh Muazzam dan Khaleque yang dilaporkan dalam majalah Journal of Tropical Medicine pada 1959. Juga oleh Chassin dan Hubert yang dilaporkan dalam majalah Journal of  Physiology pada 1968.
Mereka menemukan bahwa tidak ada perubahan kadar unsur kimia dalam darah orang berpuasa selama bulan Romadhon. Kadar gula darah memang menurun lebih rendah dari pada biasanya pada saat-saat menjelang maghrib, tetapi tidak sampai membahayakan kesehatan.

3.     Menyehatkan sistem pencernaan.
Diwaktu puasa lambung dan sistem pencernaan lainnya akan istirahat selama lebih kurang 12 sampai 14 jam, selama lebih kurang satu bulan. Jangka waktu ini cukup mengurangi beban kerja lambung dari makanan yang bertumpuk dan berlebihan. Kadar asam lambung akan lebih meningkat pada saat menjelang maghrib di hari-hari pertama berpuasa, tetapi selanjutnya akan kembali menjadi Pnormal. Barangkali itu pula sebabnya puasa diwajibkan hanya kira-kira 12 jam saja.
 
4.     Puasa mengurangi berat badan yang berlebih.
Puasa dapat menghilangkan lemak dan kegemukan, secara ilmiah diketahui bahwa rasa lapar tidaklah karena kekosongan perut dari makanan semata tapi juga dipengaruhi penurunan kadar gula dalam darah.
Oleh karena itu dianjurkan berbuka dengan sesuatu yang manis terlebih dahulu, sehingga bisa mengurangi makan yang berlebihan pada waktu berbuka, sehingga tidak menghilangkan hikmah puasa yang mengharuskan hemat, zuhud dan melatih nilai rohani. (Dari berbagai sumber)

PENGARUH PUASA DAN SEGI KEJIWAAN  

            Keyakinan pribadi ada kaitan makna dengan maksud dan tujuan berpuasa. Hal ini penting bagi seseorang untuk dapat menghayati dan merasakan hasil gunanya (reward) dan mendukung ketrlibatan (motivasi) melakukan puasa tersebut. Disini yang penting bukan hanya aspek pengertian (kognitif) akan tetapi juga penghayatan emosional. Makna ibadah puasa dalam menuju ketaqwaan tidak akan ada artinya bila tidak diyakini / dilaksanakan oleh yang melaksanakan. Niat bukanlah sekedar ucapan akan tetapi pernyataan yang menunjukan penghayatan menyeluruh.

            Pengulangan dari proses pengalaman, salah satu proses pembentukan / perkembangan kepribadian yang penting adalah proses belajar. Faktor penting agar dapat dipelajari menjadi bermakna dalam perubahan atau perkembangan prilaku seseorang adalah pengulangan pengalaman yang disertai faktor pendukung lainnya.

            Pengalaman menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan segala persyaratannya (menahan berbagai dorongan nafsu, amarah dan sebagainya) yang diulang setiap hari dalam satu bulan penuh dan diulangi lagi setiap tahun, bila benar-benar dimulai dengan niat dan kesiapan akan merupakan suatu proses belajar yang efisien dan efektif dalam menurut prilaku dan disiplin diri.

            Sebagai mana kita ketahui , sebagian besar penyakit yang diderita manusia sebenarnya berkaitan dengan prilaku manusia itu sendiri. Dari penyakit infeksi, muntaber, sampai kepenyakit jantung, penyakit akibat stres bahkan beberapa kanker erat kaitannya dengan prilaku tidak sehat manusia.

            Contoh yang paling jelas tentang hubungan penyakit dengan prilaku adalah penyakit muntaber (akibat tidak terjaga kebersihan makanan dan lingkungan) dan penyakit kelamin (akibat  “membeli” penyakit dari pelacur). Akan halnya penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan penyakit-pentakit akibat stres (termasuk sakit lambung), itu sangat erat kaitannya dengan ketidakmampuan diri ketika melihat pesaing lebih maju, tidak mampu menahan amarah, dan tidak mampu menahan diri untuk bersabar.

            Ilmu kedokteran telah membuktikan bahwa mereka yang sedang marah, baik yang dipendam maupun yang dinyatakan, sedang “panas hati” oleh sebab apapun, atau sedang dilanda tidak sabar, akan meningkat kadar hormon katekholamin dalam darahnya. Hormon katekholamin ini akan memacu denyut jantung, menegangkan otot-otot, dan menaikan tekanan darah. Semua itu jika dibiarkan berlangsung lama, akan membahayakan kesehatan dan mempercepat proses ketuaan.

            Ingat akan puasa ketika hendak akan marah, ketika tidak sabar, atau ketika panas hati, akan mematalkan terjadinya peningkatan kadar hormon kelompok katekholamin dalam darah. Efek inilah yang sebenarnya lebih besar pengaruhnya terhadap kesehatan dalam pengertian yang positif, karena ia akan menghindarkan seseorang dari efek buruk akibat kadar hormon kelompok katekholamin yang meningkat secara berlebihan ketika orang marah, kesal, panas hati, dan tidak sabar.

            Puasa sebenarnya mengandung pesan agar orang menghindari prilaku yang tidak sehat, termasuk prilsaku ysng didorong oleh emosi. Hanya dengan demikian puasa akan memberi manfaat yang besar terhadap kesehatan dan membantu memperpanjang hidup. (Kartono Muhamad, Mantan Ketua Ikatan Dokter Indonesia).

No comments:

Post a Comment